Selainitu, tanaman perkebunan yang ada di Kota Banjarmasin adalah tanaman sagu dan kenanga dengan luas areal masingmasing 21 dan 610 Ha. Peternakan. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Banjarmasin, populasi ternak besar di Kota Banjarmasin yaitu sebesar 4.775 ekor sapi potong dan 95 ekor kerbau.
Karakteristiksumber daya alam tiap daerah. 3. Teks prosedur atau petunjuk. E. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran berdasarkan teks petunjuk yang tersedia menggunakan alat dan bahan yang telah disiapkan siswa. (mencoba) bagian dari sumber daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia. Rasa Ingin Tahu . 37. Siswa diminta untuk merumuskan 1
. Mahasiswa/Alumni Universitas Sebelas Maret13 Juni 2022 0436Jawaban yang benar adalah sungai. Berikut pembahasannya. Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang tersedia di alam dan dapat digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Sumber daya alam yang dimiliki Kota Banjarmasin adalah sungai. Sungai merupakan sumber daya alam yang dapat diperbarui. Sungai merupakan sumber daya alam yang tidak mudah habis meski dimanfaatkan manusia terus menerus. Sumber daya alam ini bisa dihasilkan kembali setelah digunakan. Namun, agar bisa digunakan kembali, sungai harus dimanfaatkan dengan baik. Jadi, sumber daya alam yang dimiliki Kota Banjarmasin adalah sungai.
Oleh H Hesly Junianto SH MHMantan Kadisbudpora Kota Banjarmasin Berdasarkan hikayat Kota Banjarmasin, konon katanya asal usul penghuni/penduduk dipengaruhi budaya dari Keling-India, yang dimulai dari Empu Jatmika dengan puteranya Lambung Mangkurat, makanya berimbas pada anak cucunya sampai sekarang, suka berdagang selain itu suka nonton film India. Kebenaran tentang hikayat tersebut tidak perlu diperdebatkan karena selain hanya salah satu sebuah “Hikayat”, juga ada baiknya para ahli sejarah dan budaya Banjar lebih jauh untuk mengkajinya. Kota Banjarmasin sampai detik ini masih sebagai Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan dengan usia 493 tahun, jadi kalau ibarat rumah tua tentunya hanya para tukang sarat pengalaman yang dapat merenovasi rumah tua karena salah paku saja bisa runtuh rumahnya karena banyaknya yang sudah “Jabuk” dan salah-salah tukangnya bisa “tabarusuk”. Selain faktor usia yang sangat tua tersebut Kota Banjarmasin posisinya sangat strategis walaupun tidak mempunyai sumber daya alam yang berlimpah. Tapi dari sektor jasa kalau dikelola dengan sungguh-sungguh, transparan dan akuntabel tentunya sangat menjanjikan dan akan menambah pundi-pundi Pendapatan Asli Daerah yang sangat menggairah bagi kesejahteraan dan kemajuan Kota Banjarmasin. Kondisi itu karena Kota Banjarmasin dari awal diarahkan sebagai dimensi kota perdagangan, kota pelabuhan, kota pariwisata dan kota pendidikan. Memang sebelum Pusat Pemerintahan Kalsel dipindahkan ke Kota Banjarbaru dapat dikatakan Banjarmasin juga mempunyai dimensi kota pemerintahan. Dari sekian dimensi kota yang disandang Kota Banjarmasin, maka yang menjadi fokus dalam tulisan ini hanyalah Banjarmasin sebagai dimensi Kota Pariwisata, karena kegiatan wisata itu memberikan dampak ganda multiplier effect atau dapat menumbuhkan berbagai usaha mulai dari transportasi, akomodasi, perhotelan, biro perjalanan, cenderamata, pusat oleh-oleh/kuliner yang ujung-ujungnya akan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat baik dipedesaan dan diperkotaan. Potensi Wisata dan Sapta PesonaSecara kasat mata Kota Banjarmasin sangat handal untuk masuk industri wisata di tanah air ini karena dari hulu dan hilirnya mengandung potensi berbagai bentuk wisata yang dapat dikembangkan antara lain Wisata Alam; Susur sungai Martapura, pasar terapung, rumah lanting dan permainan di air. Wisata Religius; Ziarah makam, pengajian-pengajian majelis taklim dan masjid-masjid. Wisata Pendidikan; Museum, rumah-rumah Banjar kuno, pembuatan perahu / jukung, pembuatan tajau dan sebagainya. Wisata Kuliner; Soto Banjar, seribu macam kue tradisional. Wisata Budaya; Kain sasirangan, musik tradisional, pertunjukan / tarian tradisional dan taman budaya. Wisata Belanja; Pasar-pasar tradisional dan modern. Potensi-potensi ini bukan hanya menjadi kebanggaan saja tapi perlu adanya azas manfaat bagi pemerintah maupun masyarakatnya juga bukan hanya banyaknya desa wisata dibangun begitu saja tanpa ada kesiapan masyarakat dan pemerintah untuk menghayati sekaligus mengaplikasikan dalam program wisata yang dikenal dengan Sapta Pesona aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah tamah dan kenangan. Sapta Pesona merupakan kunci untuk maju dan berkembangannya destinasi wisata, maka pemahamannya betul-betul di masyarakatkan sehingga keinginan menjadikan Kota Banjarmasin sebagai kota pariwisata bukan hanya menjadi mimpi-mimpi di setiap program wali kota yang satu ke wali kota lainnya. Dan salah satu yang menjadi daya tarik luar biasa pariwisata bagi Banjarmasin adanya julukan Banjarmasin sebagai kota seribu sungai, mungkin secara imajinasi julukan seribu sungai benar adanya dan itu memang terjadi pada tempo dulu, tapi sekarang hanya tersisa 193 sungai dan mungkin lebih kurang lagi jumlah sungainya tersebut. Dari itulah perubahan berkurangnya jumlah sungai keberadaannya sekarang ini perlu ada kegiatan pemetaan secara holistik sehingga akan diketahui pasti faktor penyebabnya dan dapat pula dicarikan solusinya. Dengan pemikiran yang serba banyak keterbatasan, sebagai warga Kota Banjarmasin tentunya sangat berharap agar Banjarmasin menjadi tujuan destinasi nasional yang teragenda di Kementerian Pariwisata RI dan menjadi kota ternyaman di Indonesia. Sementara ini kota ternyaman itu terdiri dari Kota Balikpapan, Kota Solo, Kota Malang, Kota Yogyakarta, Kota Palembang dan Kota Bandung. Terpadu dan TerintegrasiKedepannya bagi para pemimpin di kota ini dalam memprogramkan suatu destinasi wisata atau desa wisata selain berpedoman pada sapta pesona dapat juga melakukan kajian terlebih dahulu yang akan menggambarkan tentang kondisi umum jumlah penduduk, luas wilayah, mata pencaharian dan tingkat pendidikan di lokasi tersebut, kemudian gambaran pada saat ini tentang tranportasi, akomodasi, restoran/rumah makan, objek dan daya tarik wisata dan cenderamata. Selain itu diberikan juga gambaran kondisi yang diharapkan. Kemudian yang lebih penting lagi adanya komitmen dari Pemko Banjarmasin bahwa destinasi wisata dikembangkan dan dibangun secara terpadu dan terintegrasi dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat. Kemudian perlunya pimpinan Pemda Kota Banjarmasin membuat kebijakan dengan menugaskan dinas terkait untuk bersama dinas yang menangani pariwisata meningkatkan sarana prasarana untuk keberadaan destinasi tersebut, seperti sarana kebersihan lingkungan, temnpat parkir, kawasan untuk penyelenggaraan event acara budaya, dermaga yang mencerminkan semuanya beraroma sapta pesona. Selanjutnya menyamakan persepsi tentang destinasi wisata yang akan dibangun antara dinas pariwisata kota dengan dinas provinsi dan kordinasi dengan dinas PU, dinas kebersihan, dinas perhubungan, dinas perdagangan, satpol pp, dinas koperasi UKM, tokoh masyarakat, asita, perhotelan, tokoh adat, tokoh agama, PKK dan organisasi masyarakat lainnya, kecamatan dan kelurahan di sekitar lokasi yang akan dijadikan destinasi wisata tersebut. Sedangkan yang perlu dihindari, jangan sampai membangun destinasi wisata atau desa wisata tanpa ada pengkajian komprehensif hanya berdasarkan kesenangan pimpinan atau menyenangkan pimpinan, itu lebih banyak mubazir daripada manfaatnya. Bahkan akan lebih banyak muncul konflik kepentingan. Sebagai warga kota selalu berharap agar destinasi wisata Kota Banjarmasin masuk dalam agenda kunjungan wisata di kementerian wisata RI dengan demikian akan banyak memberikan motivasi bagi masyarakat untuk lebih berinovasi, berkreasi dan bergerak di dunia industri pariwsisata karena melalui pariwisata akan mendorong semangat untuk meningkatkan rasa cinta tanah air dan semakin mempererat tali silaturrahim antar sesama suku bangsa di dalam NKRI. *
Banjarmasin merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan yang dikelilingi oleh sungai, karena itulah Banjarmasin diberi julukan sebagai kota "Seribu Sungai". Sungai dapat didefinisikan sebagai sejumlah air yang mengalir dari daerah aliran sungai, dan tentu saja mengalir dari atas ke bawah. Masyarakat Banjarmasin menjadikan sungai sebagai sumber kehidupan. Hal ini terbukti dari masyarakatnya yang hidupnya bergantung pada sungai. Sungai digunakan untuk aktivitas sehari-hari sampai digunakan untuk aktivitas perdagangan dan rekreasi. Oleh karena banyaknya masyarakat Banjarmasin yang melibatkan sungai maka muncullah istilah-istilah yang berhubungan dengan sungai seperti hulu dan hilir. PENDAHULUAN Kalimantan Selatan merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki banyak sungai salah satu sumber daya alam dan sumber kehidupan. Banjarmasin merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan yang dikelilingi oleh sungai, karena itulah Banjarmasin diberi julukan sebagai kota "Seribu Sungai". Sungai dapat didfinisikan sebagai sejumlah air yang mengalir dari daerah aliran sungai, dan tentu saja mengalir dari atas ke bawah. Sejak dahulu, daerah tepian sungai telah menjadi tempat pemukiman penduduk. Daerah tepian sungai merupakan wilayah yang sangat subur karena adanya endapan lumpur akibat dari pengaruh pasang surut sungai. Tidak heran jika wilayah tepian sungai menjadi tempat pemukiman penduduk karena kesuburan tanahnya. Sungai mempunyai pengaruh yang sangat penting pada hampir setiap kehidupan bagi masyarakat Kalimantan Selatan. Masyarakat Banjarmasin menjadikan sungai sebagai sumber kehidupan. Hal ini terbukti dari masyarakatnya yang hidupnya bergantung pada sungai. Sungai digunakan untuk aktivitas sehari-hari sampai digunakan untuk aktivitas perdagangan dan rekreasi. Oleh karena banyaknya masyarakat Banjarmasin yang melibatkan sungai maka muncullah istilah-istilah yang berhubungan dengan sungai seperti hulu dan hilir. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free KEHIDUPAN MASYARAKAT DI SUNGAI DAN TEPIAN SUNGAI BANJARMASIN Rahmaniah 2010128320006 Program Studi Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin Abstrak Banjarmasin merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan yang dikelilingi oleh sungai, karena itulah Banjarmasin diberi julukan sebagai kota “Seribu Sungai”. Sungai dapat didefinisikan sebagai sejumlah air yang mengalir dari daerah aliran sungai, dan tentu saja mengalir dari atas ke bawah. Masyarakat Banjarmasin menjadikan sungai sebagai sumber kehidupan. Hal ini terbukti dari masyarakatnya yang hidupnya bergantung pada sungai. Sungai digunakan untuk aktivitas sehari-hari sampai digunakan untuk aktivitas perdagangan dan rekreasi. Oleh karena banyaknya masyarakat Banjarmasin yang melibatkan sungai maka muncullah istilah-istilah yang berhubungan dengan sungai seperti hulu dan hilir. PENDAHULUAN Kalimantan Selatan merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki banyak sungai salah satu sumber daya alam dan sumber kehidupan. Banjarmasin merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan yang dikelilingi oleh sungai, karena itulah Banjarmasin diberi julukan sebagai kota “Seribu Sungai”. Sungai dapat didfinisikan sebagai sejumlah air yang mengalir dari daerah aliran sungai, dan tentu saja mengalir dari atas ke bawah. Sejak dahulu, daerah tepian sungai telah menjadi tempat pemukiman penduduk. Daerah tepian sungai merupakan wilayah yang sangat subur karena adanya endapan lumpur akibat dari pengaruh pasang surut sungai. Tidak heran jika wilayah tepian sungai menjadi tempat pemukiman penduduk karena kesuburan tanahnya. Sungai mempunyai pengaruh yang sangat penting pada hampir setiap kehidupan bagi masyarakat Kalimantan Selatan. Masyarakat Banjarmasin menjadikan sungai sebagai sumber kehidupan. Hal ini terbukti dari masyarakatnya yang hidupnya bergantung pada sungai. Sungai digunakan untuk aktivitas sehari-hari sampai digunakan untuk aktivitas perdagangan dan rekreasi. Oleh karena banyaknya masyarakat Banjarmasin yang melibatkan sungai maka muncullah istilah-istilah yang berhubungan dengan sungai seperti hulu dan hilir. Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk memfokuskan penelitian ini pada kehidupan masyarakat di sungai dan tepian sungai untuk melihat peranan sungai bagi masyarakat yang tinggal di tepian sungai kota Banjarmasin. SUNGAI DAN KEBUDAYAAN SUNGAI Secara umum sungai berarti aliran air yang besar. Sedangkan secara ilmiah sungai berarti perpaduan antara alur sungai dan aliran air. Sungai merupakan suatu alur yang panjang diatas permukaan bumi tempat mengalirnya air yang berasal dari hujan. Aliran alira merupan bagian yang selalu tersentuh oleh air. Untuk Banjarmasin sungai dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sungai besar, sungai sedang, sungai kecil, dan anak sungai. Kebudayaan secara umum diartikan sebagai hasil cipta, rasa, dan karsa manusia yang membentuk suatu kebiasaan baru yang ada dalam kehidupan, semua kebudayaan adalah baik tergantung di mana budaya itu berasal, sebab setiap kebudayaan tidak sama sehingga diperlukan suatu pemahaman yang lebih untuk memahami budaya tersebut. Kebudayaan adalah hal kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan kata lain kebudayaan mencakup semua yang didapat atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri atas segala sesuatu yang dipelajari oleh cara-cara perilaku atau pola-pola berpikir, merasakan dan bertindak. Kebudayaan suatu masyarakat arab kaitanya dengan kondisi geografisnya. Seperti yang diketahui sebelumnya, Banjarmasin terkenal dengan julukan kota seribu sungai. Hal ini bukanlah suatu yang berlebihan karena pada kenyataannya memang terdapat banyak sungai walaupun jumlahnya tidak sampai seribu. Maka dengan begitu tidak dapat dipungkiri bahwa Banjarmasin mempunyai kebudayaan sungai. Kebudayaan sungai di banjarmasin merupakan produk dari keluwesan, pengalaman hidup dan adaptasi mereka dengan kehidupan di pinggiran atau di sepanjang bantaran sungai. Sungai menjadi sebuah kata yang penuh makna yang di mana didalamnya terkandung falsafah hidup orang banjar sehingga terciptalah istilah-istilah di masyarakat yang berhubungan dengan sungai, salah satunya adalah “kayuh baimbai” yang menjadi motto kota Banjarmasin. Bagi masyarakat kota Banjarmasin, sungai bukan hanya sekedar sumber air tetapi juga sebagai orientasi hidup. Dikatakan sebagai orientasi hidup karena banyak kegiatan sehari-hari yang dilakukan di sungai seperti mandi mencuci menangkap ikan berdagang sebagai jalur transportasi yang di sebagai tempat bermain anak-anak. Budaya sungai di kota Banjarmasin tidak hanya ditandai dari aktivitas masyarakat yang dilakukan di sungai, tetapi juga ditandai dengan adanya pemukiman di pinggiran sungai seperti pemukiman penduduk setempat ibadah pasar seiring museum dan tempat-tempat lainnya di tepi-tepi sungai. Banyaknya aktivitas yang dilakukan masyarakat Kota Banjarmasin di sungai ataupun di tepian sungai sehingga menjadikan sungai sebagai salah satu sarana interaksi sosial. Misalnya pada pagi hari atau sore hari yang di mana banyak masyarakat Banjarmasin yang mandi atau mencuci di batang sungai sejarah tidak langsung menjadikan aktivitas tersebut sebagai kesempatan bagi mereka untuk melakukan interaksi sosial. Misalkan pada saat mandi mereka sambil mengobrol, dan anak-anak menjadikan aktivitas mandi sebagai kegiatan bermain mereka seperti lomba berkejar-kejaran sambil berenang di sungai, dan lain sebagainya. AKTIVITAS MASYARAKAT DI SUNGAI DAN TEPIAN SUNGAI Aktivitas masyarakat di sungai dan tepian sungai Kota Banjarmasin terdapat kesamaan aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat di semua sungai dan tepian sungai pada umumnya, yaitu a. Sungai sebagai jalur transportasi Sejak dahulu sungai memegang peranan penting sebagai jalur transportasi di kota ini, hal ini dibuktikan dengan adanya aktivitas hilir mudik perahu-perahu yang melintas di sungai-sungai Kota Banjarmasin. Meskipun jumlah transportasi sungai mulai berkurang namun masih ada sebagian warga yang menggunakan jalur sungai seperti taksi klotok, jukung dan klotok pengangkut barang. b. Sebagai sumber mata pencaharian Keberadaan siring di tepian sungai menjadi berkah tersendiri bagi para penjual makanan dan minuman. Banyaknya warga banjarmasin yang sedang menghabiskan waktu bersantai di siring Jl. Martadinata dan siring Jl. Jenderal Sudirman memberikan kesempatan bagi para penjual untuk berjualan di sekitar siring seperti berjualan es kelapa, jagung bakar, kripik, pentol, dan lain sebagainya. Selain itu juga ada masyarakat yang membuka usaha di tepian sungai seperti penjualan balok kayu, alasannya dalam untuk memudahkan pengangkutan barang jualan melalui sungai. c. Sumber air untuk kebutuhan MCK Penggunaan air sungai untuk kebutuhan mandi, cuci dan kakus MCK masih dilakukan oleh masyarakat banjarmasin yang tinggal di pemukiman di sepanjang tepian sungai. Mereka umumnya melakukan aktivitas MCK tersebut di jamban terapung. Aktivitas ini selalu terlihat di sungai kuin dan alalak setiap pagi dan sore hari. Aktivitas mandi dan mencuci di batang pun menjadi ajang untuk mereka akan silaturahmi yang di mana menjadi kesempatan untuk mereka untuk saling mengobrol sambil mandi dan mencuci. Adapun balumba merupakan aktivitas yang sering dilakukan anak-anak saat mandi di sungai yaitu berlomba-lomba untuk berenang lebih cepat daripada anak lainnya. d. Memancing Banyak masyarakat banjarmasin yang menghabiskan waktunya untuk memancing di sungai sungai yang ada di Banjarmasin, bayi karena hobi atau sekedar menghabiskan waktu luang ataupun untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kegiatan memancing biasanya dilakukan di sungai martapura depan Museum Wasaka. e. Tempat bersantai Siring yang dibangun di tepian sungai menjadikan sering sebagai open space. Pada sore hari siring dijadikan tempat bersantai bagi sebagian masyarakat Banjarmasin. Seperti duduk-duduk bersama keluarga atau teman-teman sambil memandang sungai serta melihat klotok dan dukung lalu lalang bisa menjadi cara tersendiri untuk bersantai. Keberadaan sering juga menjadi wadah bagi berbagai komunitas seperti komunitas bikers, skaters, serta geng motor. Sehingga tepian sungai memberikan peran tersendiri dalam merapatkan hubungan sosial masyarakat Banjarmasin yang memiliki kesamaan hobi. SIMPULAN Banjarmasin merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan yang dikelilingi oleh sungai, karena itulah Banjarmasin diberi julukan sebagai kota “Seribu Sungai”. Tidak heran jika wilayah tepian sungai menjadi tempat pemukiman penduduk karena kesuburan tanahnya. Sungai mempunyai pengaruh yang sangat penting pada hampir setiap kehidupan bagi masyarakat Kalimantan Selatan. Masyarakat Banjarmasin menjadikan sungai sebagai sumber kehidupan. Hal ini terbukti dari masyarakatnya yang hidupnya bergantung pada sungai. Sungai digunakan untuk aktivitas sehari-hari seperti mandi, mencuci, memancing, sampai digunakan untuk aktivitas perdagangan dan rekreasi. Banyaknya aktivitas yang dilakukan masyarakat Kota Banjarmasin di sungai ataupun di tepian sungai sehingga menjadikan sungai sebagai salah satu sarana interaksi sosial seperti pada saat mandi mereka sambil mengobrol, dan anak-anak menjadikan aktivitas mandi sebagai kegiatan bermain mereka seperti lomba berkejar-kejaran sambil berenang di sungai, dan lain sebagainya. Aktivitas masyarakat di sungai dan tepian sungai Kota Banjarmasin terdapat kesamaan aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat di semua sungai dan tepian sungai pada umumnya, yaitu sungai sebagai jalur transportasi, sebagai sumber mata pencaharian, sumber air untuk kebutuhan MCK, sungai sebagai tempat untuk memancing, dan tempat untuk bersantai. DAFTAR PUSTAKA Mentayani, I. 2019, December. Identitas dan Eksistensi permukiman tepi sungai di Banjarmasin. In Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah Vol. 4, No. 3, pp. 497-502. Mentayani, I. 2015. Transformasi Adaptif Permukiman Tepi Sungai di Kota Banjarmasin Kasus Barito-Muara Kuin, Martapura, dan Alalak Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada. Muksin, A., & Rahmini, N. 2021. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Pasar Terapung di Kawasan Wisata Siring Tendean Kota Banjarmasin. JIEP Jurnal Ilmu Ekonomi dan Pembangunan, 41, 197-213. Putra, M. A. H., Rahman, A. M., Jumriani, J., Abbas, E. W., & Subiyakto, B. 2021. The Street Clowns in Banjarmasin City as a Life Survival Strategy. The Innovation of Social Studies Journal, 22, 121-126. Putra, M. A. H., Mutiani, M., Jumriani, J., Ramadhan, S., & Rahmatina, R. 2020. Utilization Learning Management System LMS of Ruang Guru for Education Teachers in Banjarmasin. The Kalimantan Social Studies Journal, 21, 31-38. Putra, M. A. H., Mutiani, M., Jumriani, J., & Handy, M. R. N. 2020. The Development of a Waste Bank as a Form of Community Participation in Waste Management. The Kalimantan Social Studies Journal, 21, 22-30. Putra, M. A. H., Mutiani, M., & Jumriani, J. 2021. PENDIDIKAN KARAKTER ANAK JALANAN DI SEKOLAHKELAS KHUSUS PASAR LIMA BANJARMASIN. Jurnal Mahasiswa BK An-Nur Berbeda, Bermakna, Mulia, 72, 32-36. Putra, M. A. H., & Subiyakto, B. 2021, February. Ecological Awareness Based on Religious Activities. In The2nd International Conference on Social Sciences Education ICSSE 2020 pp. 311-314. Atlantis Press. Rochgiyanti, Rochgiyanti. "Fungsi Sungai Bagi Masyarakat di Tepian Sungai Kuin Kota Banjarmasin." Komunitas International Journal of Indonesian Society and Culture, vol. 3, no. 1, 2011. Subiyakto, B., Abbas, E. W., Arisanty, D., Mutiani, M., & Akmal, H. 2020. Sungai dan Kehidupan Masyarakat Banjar Penguatan Lokalitas dalam Wacana Pendidikan IPS yang Responsif. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this intensitas sampah menjadi permasalahan lingkungan sebab tidak diikuti dengan pengelolaan sampah berbasis lingkungan. Solusi penanganan sampah berbasis lingkungan dapat direalisasikan di bank sampah melalui peran bank sampah yang terlihat dari aktivitas pengurus dan nasabah yang menerapkan aktivitas 3R mampu meningkatkan kesadaran lingkungan masyarakat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat mampu melakukan pemilahan dan pengolahan sampah dan mengubah pandangan masyarakat akan sampah yang dahulunya menjijikkan menjadi menjanjikan. Penulisan artikel mempunyai tujuan meningkatkan pemahaman akan pentingnya bank sampah untuk meningkatkan kesadaran lingkungan masyarakat yang tercermin dari peran pengurus dan nasabah yaitu adanya pengetahuan, sikap konkret, dan perilaku yang teknologi di bidang pendidikan yang saat ini masih terus di kembangkan adalah Learning Management System LMS. Pandemi COVID-19 memaksa pendidik untuk menggunakan LMS guna menjalankan pembelajaran lebih optimal. Artikel ini bertujuan mendeskripsikan pemanfaatan LMS untuk kegiatan pembelajaran menggunakan ruang kelas dari fitur Ruang Guru. Metode yang digunakan adalah ceramah dimodifikasi dengan pertemuan virtual di google meet. Hasil kegiatan, mendeskripsikan permasalahan pembelajaran daring, teridentifikasi menjadi 5 permasalahan, yaitu 1 Ketidaklancaran jaringan internet jadi kendala utama dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh, 2 Keterbatasan biaya untuk pembelian gadget handphone maupun device lain untuk mendukung pembelajaran jarak jauh, 3 Keterbatasan biaya untuk akses internet bagi peserta didik, 4 Keterbatasan waktu bagi orang tua untuk mendampingi peserta didik saat pembelajaran, dan 5 Keterbatasan keterampilan pemanfaatan teknologi bagi pendidik untuk menunjang keberhasilan pembelajaran jarak jauh. LMS berbasis cloud atau sistem komputasi memungkinkan peserta pelatihan mengakses materi belajar tanpa batas. Device yang bisa dimanfaatkan, seperti laptop, PC, tablet, atau bahkan smartphone. Selama terhubung dengan koneksi internet, maka seluruh peserta bisa mengakses materi belajar tanpa batasan kapan saja dibutuhkan. Tanpa harus mengesampingkan tanggung jawab serta target-target lain yang perlu dicapai. Ruang Guru menyediakan fitur baru bernama Ruang Kelas guna mendukung sistem Pembelajaran Jarak Jauh PJJ selama masa pandemi Covid-19 agar proses belajar mengajar bisa berjalan lancar. Fitur Ruang Kelas adalah layanan learning management system yang dimanfaatkan sebagai sarana kelas virtual guru dan peserta perekonomian di masa pandemi Covid-19 menjadi satu polemik yang berkepanjangan. Hilangnya pekerjaan dan tuntutan pemenuhan kebutuhan harian menjadi fokus permasalahan perekonomian tersebut. Masyarakat dituntut untuk berpikir dan bereaksi terhadap kondisi tersebut untuk bertahan hidup. Artikel ini bertujuan mendeskripsikan satu strategi bertahan hidup dengan cara menjadi badut jalanan. Pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara komprehensif. Data penelitian dianalisis dengan teknik analisis data Miles dan Huberman. Hasil penelitian menguraikan bahwa faktor pendorong menjadi badut jalanan adalah tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup. Perihal ini bermakna bahwa permasalahan ekonomi menjadi permasalahan utama sehingga pelaku memilih menjadi badut jalanan. Badut jalanan di Banjarmasin menjadi pilihan pekerjaan yang digandrungi oleh masyarakat menengah ke bawah. Dalam mendapatkan pekerjaan ini diperlukan hubungan pertemanan networking. Di samping itu, diperlukan pembiasaan diri untuk hidup berhemat karena pendapatan tidak pasti setiap MuksinNoor RahminiThis study aims to determine how factors influencing income such as business capital variables, education level, working hours, and business length affect the income of floating market traders in the Siring Tendean Tourism Area, Banjarmasin City. Data collection techniques using questionnaire techniques and interviews with a sample of respondents in the study totaling 40 respondents. The data analysis technique used is descriptive analysis with a quantitative approach that is the data presented in tabulations. The percentage of answers calculated from each of these categories is processed based on research needs and then presented according to findings in the results showed that the variables of business capital, education level, working hours, and business length simultaneously had a significant effect on the income of the floating market traders in the Siring Tendean Tourism Area, Banjarmasin. The magnitude of the effect is and then the remaining is explained by variables not mentioned in the study. From these results, working hours are the most dominant variable affecting the income of floating market traders in the Siring Tendean Tourism Area, Banjarmasin CityRochgiyanti RochgiyantiRochgiyanti, Rochgiyanti. "Fungsi Sungai Bagi Masyarakat di Tepian Sungai Kuin Kota Banjarmasin." Komunitas International Journal of Indonesian Society and Culture, vol. 3, no. 1, 2011.
Bacalah teks berikut dengan saksama! Banjarmasin, Kota Seribu Sungai Kota Banjarmasin adalah ibu kota provinsi Kalimantan Selatan. Banjarmasin merupakan salah satu kota terpadat di Pulau Kalimantan. Selain itu, kota ini juga disebut sebagai Kota Seribu Sungai karena memiliki banyak sungai. Bagi masyarakat Banjarmasin, sungai menjadi pusat kegiatan mereka, terutama kegiatan transportasi dan perdagangan. Kota Banjarmasin terkenal dengan pasar terapungnya. Pasar terapung adalah pasar tradisional yang aktivitasnya dilakukan di atas air sungai menggunakan perahu. Biasanya, pasar terapung mulai ramai sejak subuh hingga menjelang siang. Barang dagangan yang dijual berupa buah-buahan, sayur-sayuran, dan kue-kue tradisional. Keunikan pasar terapung menjadi salah satu daya tarik Kota Banjarmasin bagi para turis dalam negeri dan luar soal-soal berikut berdasarkan teks "Banjarmasin, Kota Seribu Sungai"!1. Tuliskan sumber daya alam yang dimiliki Kota Banjarmasin berdasarkan teks!2. Bagaimana masyarakat memanfaatkan sumber daya alam tersebut?3. Tuliskan manfaat sumber daya alam tersebut bagi lingkungan sekitar!Tolong jawabain yang benar ya, jangan ngasal!Plissssssssssssssssssssssssssss banget buat tugas. 1. Sumber daya alam yang dimiliki Kota Banjarmasin berdasarkan teks ialah SDA berupa sungai. 2. Masyarakat memanfaatkan sumber daya alam tersebut dengan cara menjadikan sungai sebagai pusat kegiatan mereka, terutama kegiatan transportasi dan Manfaat sumber daya alam tersebut bagi lingkungan sekitar ialah meningkatkan perekonomian yaitu dalam hal berdagang. PembahasanIndonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan Sumber Daya Alam. Sumber Daya Alam dibagi menjadi dua, yakni Sumber Daya Alam yang dapat diperbaharui dan Sumber Daya Alam yang tidak dapat diperbaharui. Sumber daya alam yang dapat diperbarui adalah sumber daya yang dapat terus ada selama penggunaannya tidak dieksploitasi berlebihan. Sumber daya alam yang dapat diperbarui memiliki daya pemulihan. Contoh Sumber daya alam yang dapat diperbaharui antara lain hewan, air, tanah, udara, tumbuhan, dan lain lain. Sedangkan, Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui ialah Sumber daya alam yang proses pembentukannya lebih lama jika dibandingkan dengan proses penggunaanya. Contoh Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui adalah batu bara, minyak bumi, gas alam, alumunium, besi, emas, dan masih banyak lebih lanjutMateri tentang Sumber Daya Alam nonhayati di Indonesia tentang jenis-jenis Sumber Daya Alam tentang pemanfaatan Sumber Daya Alam jawabanKelas 10Mapel KimiaBab Bab 7 - Tata Nama Senyawa dan Persamaan ReaksiKode SPJ3
tuliskan sumber daya alam yang dimiliki kota banjarmasin berdasarkan teks